Jumat, 25 April 2014

21 :) :) :)




Ya Allah,
Hari ini tiba juga aku di usia ini
Hari di mana aku harus menjadi lebih bijaksana
Hari di mana aku harus menjadi lebih dekat dengan-Mu
Hari di mana aku harus bisa menjadi teladan bagi orang lain

Ya Allah,
Panjangkanlah usiaku agar hidupku menjadi lebih bermanfaat bagi orang lain
Panjangkanlah usiaku agar aku dapat lebih memandang hidup
dengan penuh makna dalam kebesaran-Mu
Panjangkanlah usiaku agar aku dapat membimbing keluargaku
untuk dapat tunduk dan berbakti kepada-Mu
Panjangkanlah usiaku agar aku dapat lebih bersyukur
atas nikmat dan rizqi yang Engkau anugerahkan kepadaku

Terimakasih Mama
Terimakasih Bapak
Adik-adikku : Mala, Tiwi, Nisya, Zahra
Semoga kalian tetap menjadi payung teduhku, penyemangat kehidupanku dan yang pertama melihat senyumanku saat aku Wisuda, saat duduk di pelaminan nanti, dengan orang terkasih yang telah disiapkan Allah untukku :')

Terimakasih Kalian : sahabat, saudara, teman-teman semua yang tiada lelah mengasihiku, menyayangiku dengan sepenuh hati. Semoga kebaikan kalian menjadi ladang amal untuk bekal di akhirat nanti :')

Semoga do'a-do'a dan harapan-harapan ini, kelak bisa menjadi kenyataan, impian yang tertunda, mimpi yang masih menggantung, semoga semuanya lekas ku raih :')

Terimakasih Allah
Terimakasih Yaa Rabb, Yaa Rahman, Yaa Rahiim, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Yang Maha Tinggi lagi Maha Mengetahui segala urusan
Mudahkanlah langkahku, kesungguhanku, cita-cita ku
Langkah dalam meraih bintang-bintang kehidupan serta perjalanan menggapai ridhoMu
Semoga semua ini berkah Yaa Rabb
Barakallahu fii umriik... Barakallah fii dunya... Barakallah fil ahirat...

Sometime, all my dreams will come true!

Aamiin aamiin aamiin yaa robbal 'alamiin





Rabu, 09 April 2014

Sehari...semalam.....

Moment-moment sibuk seperti hari biasa yang terbebaskan---meskipun hanya sehari---harusnya jadi waktu santai yang menenangkan. Namun entah apa yang terpikir untuk hari ini. Seperti tidak ada arahan dalam otakku untuk melakukan sesuatu. Semuanya terasa monoton. Diam. Berhenti sejenak memikirkan apa yang harus ku kerjakan. Pun dengan kegiatan rumahan yang biasanya ku selesaikan di saat libur. Mereka menjadi demikian terbengkalai karena kebingunganku.

Lalu belajar?
Ah, sudah beberapa kali laptop di depanku terbuka dan tertutup layarnya. Sudah beberapa kali pula buku-buku dari meja belajar sana ku keluarkan. Tapi apa yang ku kerjakan? Hanya menatapnya. Datar. Bagaimana aku memulainya? Sedang hati dan perasaaanku demikian ambigu. Tidak jelas apa maksud dan kemauannya!

Dengan refresing?
Hmmm, entahlah. Sudah tak terhingga sepertinya aku merencanakan kepergianku kesana kemari mencari referensi sebuah tempat yang asyik di luar Jawa Barat ini untuk bisa berlibur. Tapi? Apa daya semua keinginan itu lagi-lagi tertunda oleh sederet alasan.

Orangtuaku?
Ya. Aku bersyukur. Mereka masih memperhatikanku walau sudah 4 tahun lebih aku memutuskan mandiri dengan jauh dari mereka selepas lulus SMA.
Lantas apa? Apa yang membuatku begitu kehilangan semangat seperti hari ini? Seseorang? Siapa?

Haah. Sial! Aku baru teringat dengan Asri yang siang tadi datang ke rumah bersama calon suaminya. Ya. Mereka memang ku undang untuk datang ke rumah---setelah sehari sebelumnya sepakat membuat janji temu sehabis menunaikan pencoblosan pemilihan caleg di daerah masing-masing. Sekalian bersilaturrahmi sejenak setelah kami puas jalan-jalan ke puncak bulan Januari lalu. Niat mengusir jenuh dan melepas kangen, alih-alih malah membuatku merasa sangat kaku. Perbincangan dengan mereka yang hanya satu jam, berhasil telak membuatku seperti orang linglung seharian ini!
Ah, kalian. Aku iri sekali melihat kalian!

Shit! Refleks otakku merespon. Jangan main-main lagi dengan perasaan, Dinda! Semuanya hanya akan membuatmu sakit! Stop! Jangan kau teruskan rasa iri mu itu. Jaga baik-baik untuk "ia" yang telah ditetapkan untukmu. Siapapun orangnya. Pasti "ia" akan datang pada waktunya.
Namun seketika muncul sebersit perasaan. Tak tau gejolak apa namanya. Mengapa ia begitu kuat? Seakan dengan serta merta menampik pernyataan otakku barusan.

Arrhhhh... aku makin bingung dengan semua ini...
Waktu terus berlalu. Tak terasa hari ini hanya ku habiskan waktu ku untuk memikirkan apa saja yang melintas dan mengganjal di kepala. Membaca novel ditemani segelas susu, ternyata membuatku lupa dengan cacing-cacing di perut yang semenjak sore sudah menggerutu. Mungkin jengkel dengan majikannya yang terlalu banyak mikir---terlalu banyak bingung, sampai-sampai diabaikan.

Haah! Aku sebal sekali lagi! Bagaimana mungkin aku bisa kenyang dengan hanya berdiam diri di kosan? Ya. Dengan terpaksa aku keluar. Malam hari aku keluar---keluar kosan pertama kali setelah kurang lebih separuh hariku digunakan untuk hal-hal yang (mungkin) tidak berguna!

Lalu apa lagi?
Mereka bilang energi itu tetap, tidak bisa diciptakan---tidak bisa dimusnahkan. Tidak bertambah---tidak berkurang. Hanya berubah bentuk. hukum kekekalan energi. Lalu aku namai apa 'hari' ini?
Aku kehilangan sekali lagi, sedang pada hakikatnya tidak ada yang hilang. Hanya berubah bentuk. Jadi apa?

Ah, biar aku pejam mata sebentar. Semoga di pagi, yang hilang itu kembali. Seperti adanya yang aku mau. Atau dalam perubahan wujud yang lebih baik.

Kamis, 03 April 2014

Setahun.....

HAI, Kamu. Iya kamu!
Kenapa? Ada apa dengan aku? 
Kamu kan masa lalu, jangan ngikutin aku terus dong 
Loh, kenapa?
Nanti kaki ku tersangkut, aku takut gak bisa bangun!
Okeee.... bye maksimal !!!
Haaaa.... fix kita putus!!!!

***the end***

Wkwkwkwkwkwkk
Kemudian stres~

Syudah, syudah, yang lalu biarlah berlalu. Masa lalu gak akan pernah menang karena dia selalu berada di belakang. Sip! *save*

Ini semua bermula sejak aku kembali lagi ke kota ini setelah 3 tahun menimba ilmu di ranah Alm. kakek. Kembali bertemu dengan salah seorang sahabat dekat sewaktu SMP, ternyata membuat kami semakin akrab. Bercerita ini itu, pengalaman sekolah, dan apa saja yang kami lalui setelah kurang lebih 4 tahun tidak bertatap muka. Dia kebetulan bekerja di salah satu lembaga bimbingan belajar. Kenal dengan semua pengurus----mengajar---akhirnya kenal pula dengan orangtua si murid. Alhamdulillah bisa terus berhubungan baik dengan beliau, sampai akhirnya aku di sini. Tepat setahun.

Ya. Setahun!
Setahun setelah hilangnya dompet di bus. :(

Ya. Setahun!
Setahun setelah penerimaan gaji terakhirku di sebuah resto. Tempat pertemuanku dengan segelintir teman yang hanya sebagian bisa menjadi sahabat... yang mempertemukan dengan seorang pecinta pembawa cerita romantika... penyiksa bathin TERAMAT sakit sepanjang kisah kasih.

Ya. Setahun!
Setahunnya "my job anniversary" di sini. Di tempat yang baru. di waktu yang baru. di awal karir yang baru. Dalam sepotong hati yang baru.

Ah, waktu
Sangat tepat sekali engkau membuatku demikian merasa terpuruk dalam saat yang bersamaan.

Mungkin bukan tentang kebetulan, tapi ini adalah jalan cerita Tuhan.
Dia-lah sutradara sekaligus pengatur skenario yang handal. Yang mengatur lebih dari milyaran kisah di atas dunia ini dalam waktu yang sama. Tak saling tertukar tokohnya, tak saling tertukar jalan ceritanya, dan tak akan pernah saling tertukar akhir ceritanya.

Allah...
Sungguh bersyukurnya aku masih dilimpahkan nikmatMu yang tiada tara.

Welcome My April
Semua akan indah
Tepat pada waktunya
:') :') :')