Rabu, 09 April 2014

Sehari...semalam.....

Moment-moment sibuk seperti hari biasa yang terbebaskan---meskipun hanya sehari---harusnya jadi waktu santai yang menenangkan. Namun entah apa yang terpikir untuk hari ini. Seperti tidak ada arahan dalam otakku untuk melakukan sesuatu. Semuanya terasa monoton. Diam. Berhenti sejenak memikirkan apa yang harus ku kerjakan. Pun dengan kegiatan rumahan yang biasanya ku selesaikan di saat libur. Mereka menjadi demikian terbengkalai karena kebingunganku.

Lalu belajar?
Ah, sudah beberapa kali laptop di depanku terbuka dan tertutup layarnya. Sudah beberapa kali pula buku-buku dari meja belajar sana ku keluarkan. Tapi apa yang ku kerjakan? Hanya menatapnya. Datar. Bagaimana aku memulainya? Sedang hati dan perasaaanku demikian ambigu. Tidak jelas apa maksud dan kemauannya!

Dengan refresing?
Hmmm, entahlah. Sudah tak terhingga sepertinya aku merencanakan kepergianku kesana kemari mencari referensi sebuah tempat yang asyik di luar Jawa Barat ini untuk bisa berlibur. Tapi? Apa daya semua keinginan itu lagi-lagi tertunda oleh sederet alasan.

Orangtuaku?
Ya. Aku bersyukur. Mereka masih memperhatikanku walau sudah 4 tahun lebih aku memutuskan mandiri dengan jauh dari mereka selepas lulus SMA.
Lantas apa? Apa yang membuatku begitu kehilangan semangat seperti hari ini? Seseorang? Siapa?

Haah. Sial! Aku baru teringat dengan Asri yang siang tadi datang ke rumah bersama calon suaminya. Ya. Mereka memang ku undang untuk datang ke rumah---setelah sehari sebelumnya sepakat membuat janji temu sehabis menunaikan pencoblosan pemilihan caleg di daerah masing-masing. Sekalian bersilaturrahmi sejenak setelah kami puas jalan-jalan ke puncak bulan Januari lalu. Niat mengusir jenuh dan melepas kangen, alih-alih malah membuatku merasa sangat kaku. Perbincangan dengan mereka yang hanya satu jam, berhasil telak membuatku seperti orang linglung seharian ini!
Ah, kalian. Aku iri sekali melihat kalian!

Shit! Refleks otakku merespon. Jangan main-main lagi dengan perasaan, Dinda! Semuanya hanya akan membuatmu sakit! Stop! Jangan kau teruskan rasa iri mu itu. Jaga baik-baik untuk "ia" yang telah ditetapkan untukmu. Siapapun orangnya. Pasti "ia" akan datang pada waktunya.
Namun seketika muncul sebersit perasaan. Tak tau gejolak apa namanya. Mengapa ia begitu kuat? Seakan dengan serta merta menampik pernyataan otakku barusan.

Arrhhhh... aku makin bingung dengan semua ini...
Waktu terus berlalu. Tak terasa hari ini hanya ku habiskan waktu ku untuk memikirkan apa saja yang melintas dan mengganjal di kepala. Membaca novel ditemani segelas susu, ternyata membuatku lupa dengan cacing-cacing di perut yang semenjak sore sudah menggerutu. Mungkin jengkel dengan majikannya yang terlalu banyak mikir---terlalu banyak bingung, sampai-sampai diabaikan.

Haah! Aku sebal sekali lagi! Bagaimana mungkin aku bisa kenyang dengan hanya berdiam diri di kosan? Ya. Dengan terpaksa aku keluar. Malam hari aku keluar---keluar kosan pertama kali setelah kurang lebih separuh hariku digunakan untuk hal-hal yang (mungkin) tidak berguna!

Lalu apa lagi?
Mereka bilang energi itu tetap, tidak bisa diciptakan---tidak bisa dimusnahkan. Tidak bertambah---tidak berkurang. Hanya berubah bentuk. hukum kekekalan energi. Lalu aku namai apa 'hari' ini?
Aku kehilangan sekali lagi, sedang pada hakikatnya tidak ada yang hilang. Hanya berubah bentuk. Jadi apa?

Ah, biar aku pejam mata sebentar. Semoga di pagi, yang hilang itu kembali. Seperti adanya yang aku mau. Atau dalam perubahan wujud yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar