Kamis, 18 Juni 2015

Hai

Secara logika, malam itu untuk tidur. Istirahat. Semua orang juga tahu. Tapi kenapa, pukul 3 atau 4 subuh, Ibu-Ibu rumah tangga sudah harus menyingkirkan selimut, lantas beranjak ke dapur, masak. Ngapain? Apa tidak bisa ditunda masaknya hingga pukul 7 nanti siang? Kayak kurang kerjaan. Juga malam-malam, ada banyak yang menghabiskan waktu untuk shalat, mengaji. Ngapain begadang? Nanti besok siang jadi mengantuk, tidak produktif bagaimana?
Secara logika, manusia itu membutuhkan makan. Asupan energi. Dalam buku2 medis disebutkan demikian. Lantas terbentuklah ritmenya. Makan pagi, makan siang, dan makan malam. Tapi kenapa, tiba-tiba sepanjang hari, jangankan makan, minum pun tak boleh? Belum lagi, lihatlah, anak-anak usia SD, SMP, juga harus melakukannya? Apa tidak kasihan, toh? Apa tidak tega? Masa' anak kecil disuruh jangan makan dan minum. Ini sungguh terlalu dan tidak logis. Yang makan banyak saja belum tentu produktif, ini malah tidak makan.
Perintah puasa sebulan penuh selama Ramadhan adalah salah-satu ibadah yang silahkan gunakan logika, maka kalian bisa mendebatnya dari ujung ke ujung. Apalagi buat yang memang "rewel" suka mendebat. Ngapain sih kita harus menghabiskan waktu sebulan untuk berpuasa? Kenapa tidak seminggu saja? Kenapa tidak selang-seling? Lima hari puasa, dua hari libur? Bikin repot. Orang2 yang dagang makanan jadi terganggu. Orang2 yang mau cari makanan jadi terganggu. Yang mau hedon, juga terganggu.
Tetapi perintah berpuasa, tidak datang dengan "logika manusia".
Itu benar, hari ini, ada banyak bukti medis yang mendukung betapa baiknya berpuasa selama sebulan bagi tubuh manusia itu sendiri. Tapi saat perintah ini turun seribu tahun lebih dulu, manusia bahkan belum tahu apa itu HDL, LDL, saat perintah Ramadhan turun, manusia belum paham dengan clear alasan medisnya. Lantas kenapa mereka tetap berbondong2 bersedia melakukannya? Karena mereka yakin sekali, Tuhan tahu hal terbaik bagi mereka. Penciptanya tahu persis hal terbaik bagi tubuh mereka. Patuh.
Ada yang tidak patuh? Tentu saja ada, banyak.
Dan Allah tahu persis tabiat manusia tidak patuh, itulah kenapa, perintah ini diturunkan dengan kalimat, "Hai orang2 yang beriman". Tidak menggunakan kalimat, "Hai orang2 yang berlogika". Kata kuncinya di kata "iman". Situ tidak beriman, maka tidak dipanggil "Hai". Jadi situ tidak perlulah rusuh tidak suka, rusuh keberatan. Tidak ada pemaksaan. Sampeyan tidak yakin, tidak masalah. Allah tidak akan mengirim petir ke rumah yang menolak perintah ini.
Tapi saat kita bicara tentang "iman", maka lihatlah, anak2 kecil usia lima tahun, ternyata bisa menyelesaikan ibadah puasa selama 30 hari. Masih kecil sekali, Nak, ringkih badanmu, tapi kamu berhasil menyelesaikannya. Orang tua usia 70, 80 bahkan lebih lagi, juga berhasil menyelesaikannya dengan paripurna. Padahal sudah renta, sakit-sakitan pula. Juga tidak terhitung yang sedang menderita penyakit tertentu, mereka juga berhasil melakukannya. Dengan antusias dan penuh rasa senang. Dengan suka cita dan kemenangan.
Ramadhan adalah ibadah panggilan "Hai". Jika kita tidak terpanggil, maka meskipun sehat wal'afiat, usia juga sedang segar bugar, kita tidak akan melaksanakannya. Kalaupun melaksanakan, hanya jadi beban, hanya karena baiklah, setiap tahun juga sudah melakukannya. Ramadhan hanya tiba di kulit luar saja, tidak mampir hingga ke dalam hati.

-Darwis Tere Liye

Semangat Berpuasa!
Semoga hati-hati kita selalu terpanggil untuk sapaan Allah atas nama orang beriman. 
Aamiin YRA

Datang


Kalau kamu datang,
aku berjanji tidak akan bertanya kenapa baru sekarang

Kalau kamu datang,
aku berjanji tidak akan membuatmu berdiri di depan pintu terlalu lama

Kalau kamu datang,
aku berjanji tidak akan bertanya, hati mana saja yang sudah kau lewati untuk sampai di sini

Karena dengan langkahmu, aku terbangun
dari mati suri yang ku nina-bobokan sendiri

Kalau kamu datang, tolong jangan pergi
Aku lelah menjaga pintu

Kalau kamu datang
Aku berani sumpah,
Aku tenang.

Perempuan Perasa

Adalah denyut nadi yang berdetak terlalu cepat
Seperti roda sepeda yang dikayuh saat petir bergemuruh

Adalah panas terik yang menguasai langit siang
Seperti memasuki ruang hampa udara, tiada berongga

Adalah lampu bohlam yang nyalanya tidak terlalu terang
Seperti redup bulan dalam hamparan bintang dan murungnya malam

Dan adalah aku,
Aku yang cinta, namun tak pernah mau mengakuinya

Dan adalah aku,
Aku yang cemburu, tapi berkata baik-baik saja

Dan adalah aku,
Aku yang patah hati, lalu melebih-lebihkan sakitnya

Ya,
Aku terlalu perempuan

Selasa, 16 Juni 2015

Tak Lagi Sama

"Mengejamu kini tak lagi sama; aku tak ubahnya membaca kitab kuning tiada isyarat harakat. Mereka-reka fattah, kasrah, dammah. Seperti semaphore tanpa bendera. Kompas tak berutara."

Mengejamu kini tak lagi sama; aku tak ubahnya memandang langit-langit kamar tak bersuara. Mendangak ke atas melewatkan berbagai lamunan yang melintas dalam benak, menerka suara lirih decakan cicak.

Mengejamu kini tak lagi sama; aku tak ubahnya berlari dalam deras tangis hujan, kemudian menyusurinya. Berdiam takzim mencari jalan kering, mencari pelangi dan penantian matahari.

Mengejamu kini tak lama sama; aku tak ubahnya melawan arus laut yang menuju pantai. Mencari karang kokoh penampik ombak. Menyusuri pasir putih dengan kaki telanjang.

Mengejamu kini tak lagi sama; aku tak ubahnya mendaki Mahameru. Terseok beribu langkah yang mengaduh. Memasuki belantara padang sauna yang gersang. Menghalau batu besar dan jurang nan terjal.

Dan kini aku tahu,
Mengejamu tak lagi sama,
Tak akan (lagi) sama.

Senin, 15 Juni 2015

SAAT KENYATAAN TAK SESUAI IMPIAN

"Apa Yang Harus Dilakukan Saat Kenyataan Tidak Sesuai Dengan Impian?"

Banyak orang yang merasa frustasi karena kenyataan mereka tidak sesuai dengan impian. Sebagai contoh, ada seorang anak yang ingin kuliah di Universitas A, tapi nyatanya biaya tidak mencukupi. Atau, mereka yg merantau ke kota besar, bermimpi ingin mendapatkan pekerjaan berkelas nasional bahkan internasional, tapi nyatanya yang didapatkan hanyalah pekerjaan biasa-biasa saja & apa adanya. Ada juga seorang pengusaha, yg mungkin mengharapkan kenaikan profit 10 kali, malah mengalami kebangkrutan.

Apa yang kita harapkan, kadang memang tidak sesuai dengan kenyataan. Lalu apa yang harus kita lakukan?

Berikut adalah 3 langkah atau tips yang bisa Anda lakukan saat mimpi tidak sesuai dengan kenyataan:

1. Bertindaklah selalu secara FLEKSIBEL dan DINAMIS
Jika Anda betul-betul ingin menggapai kesuksesan, maka diperlukan “kesiapan” untuk bisa bertindak secara fleksibel dan dinamis terhadap setiap perubahan yang terjadi.
Sekarang, akan dibuat sebuah analogi sederhana...
Saat ada badai atau angin topan yang besar, tidak jarang kita melihat pohon yang memiliki batang yang sangat besar tumbang. Apa sebabnya? Karena mereka tidak kuat menahan beban yang diterima. Namun coba tengoklah bambu. Karena batangnya yang lentur, maka bambu bisa fleksibel bergerak ke segala arah, dan jarang tumbang. Nah, begitu pun dengan kita! Jika kita bertindak dan berpikir dinamis dan juga fleksibel, maka kita akan lebih tahan dalam menghadapi tantangan dan perubahan serta masalah yang datang.


2. Berpikirlah bahwa INILAH yang terbaik untuk kita
Saat kenyataan tidak sesuai dengan impian, percayalah bahwa inilah yang terbaik untuk kita. Kita tidak pernah tahu skenario yang telah ditetapkan-Nya. Karena segala sesuatu yang menurut logika kita baik, bisa jadi justru sebaliknya di mata Tuhan. Berpikirlah selalu positif atas apapun yang terjadi pada diri Anda. Jangan biarkan satu kegagalan membuat Anda kecewa, apalagi sampai frustasi dan berlarut-larut.
Anda tahu apa yang harus dilakukan jika ada satu mimpi atau keinginan yang tidak kesampaian? Terbiasalah mengatakan:
"Sudahlah, kamu tidak perlu kecewa, don't ask me why, it is GOOD for you!
Sekarang kamu simak baik-baik, Tuhan akan menggantinya dengan YANG LEBIH BAIK! Tuhan tau kamu orang yang baik & bijaksana. Hidupmu penuh dengan kelimpahan, dan kamu memang dilahirkan untuk selalu jadi pemenang!"


Biasakan mengatakannya di depan cermin dengan penuh keyakinan.


Apa yang dilakukan di atas itu adalah 'afirmasi'. Afirmasi adalah kata-kata positif yang diucapkan berulang-ulang & diyakini untuk membentuk citra postif untuk mengurangi sikap-sikap negatif dalam diri kita. Kata-kata afirmasi ini bisa kita buat/rancang sendiri, dan lalu bisa diucapkan secara verbal atau dalam hati.


Menurut ahli Hynotherapy, afirmasi itu akan 'terekam' oleh alam bawah sadar kita. Dan jika terus-menerus diucapkan & dengan penuh keyakinan, maka kita SEDANG atau AKAN menjadi seperti itu adanya, yang kita ucapkan! Dengan kata lain, afirmasi itu sama seperti DO'A.

3. Tetap Siapkan MENTAL PEMENANG
Saat kita mengalami kegagalan, lebih baik instropeksi diri daripada menyalahkan takdir. Siapa tahu, kita memang belum siap jadi pemenang. Bisa jadi kesuksesan hanya akan membuat kita menjadi sombong, dan karena saking sayangnya Tuhan kepada kita, Ia tidak mau hamba-Nya berbuat dosa (sombong). Setiap kemenangan itu lebih baik dirintis dari setiap peluh kita. Akan lebih baik jika kemenangan itu kita dapatkan setahap demi setahap. Banyak orang sukses, tapi kemudian mereka terjatuh. Ada yang bangkit lagi, ada yang tidak. Liku hidup setiap manusia memang tidak sama. Tapi ingat, kesempatan untuk menang itu selalu terbuka bagi siapa saja, tanpa terkecuali.

Rejeki dan kemenangan itu sungguh tidak terkira banyaknya dari Allah, masih banyak yang menggantung di langit! Sekarang tinggal bagaimana cara Anda ;
1. Apakah mau meraihnya? atau
2. Mengharapkan turun dengan sendirinya?


Kita semua tahu bahwa yang namanya kemenangan itu seringkali dimiliki oleh mereka yang “tdk pernah berhenti berusaha”

"KESEMPATAN SEKECIL APAPUN ITU MENUNJUKKAN MASIH ADANYA HARAPAN"

Selamat meraih mimpi!
Salam sukses :')